Dear Bloggers,
Setujukah perempuan saat ini bisa lebih bersuara?
Bagi saya, wajah dan suara perempuan tergolong lebih minim dibandingkan laki-laki, terutama dalam wilayah yang di dominasi laki-laki (ruang publik). Padahal, tidak dapat dipungkiri bahwa peran perempuan adalah aset bagi kuatnya martabat suatu bangsa karena telah terbukti bahwa perempuan dapat lebih unggul dibandingkan laki-laki dengan karunia kemampuan multitasking-nya, yang mampu menjadikan perempuan bisa mengerjakan banyak tugas sekaligus dalam fisiknya sebagai seorang perempuan.
Selain itu, secara agama dan sosial perempuan juga memilki derajat yang sudah diakui dengan pepatah ‘surga di telapak kaki ibu’ atau ‘hormatilah ibumu kemudian bapakmu’, ‘bertekuk lutut di hadapan perempuan’, ‘perempuan tiang agama dan bangsa’, ‘kelembutan dan senyum perempuan adalah cerminan kedamaian’. Kesemua jargon terhadap perempuan ini sudah cukup membuktikan bahwa sebenarnya perempuan memang layak untuk diperhatikan dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Saya sepakat bahwa peran perempuan semakin diakui saat ini, namun problema perempuan masih terbungkam dan dijadikan objek seksualitas, kekerasan, ketidakadilan dalam berbagai hal masih menyisakan duka di hati saya.
Perempuan masih terbungkam karena budaya patriarki masyarakat kita yang lebih kuat, perempuan hanya dipandang sebagai makhluk manis yang cukup mendengarkan dan menerima semua ketetapan yang berlaku atasnya, termasuk anggapan bahwa perempuan lebih pantas untuk arena privat yang terkait dengan “kasur dan dapur”. Padahal yang menjadi pembeda perempuan dan laki-laki bukanlah pada perannya, melainkan hanya dari fisik dan kodratinya saja. Dengan demikian tidak selayaknya perempuan tetap dibungkam dan dipinggirkan dalam segala hal.
Kesetaraan gender yang didengungkan secara global sepatutnya betul-betul dapat diterapkan tanpa harus menjadikan perempuan kebablasan dan tergerus dalam pola-pola negatif kapitalis yang membuat perempuan melupakan kodrat pentingnya dalam rumah tangga. Dengan kata lain saya sangat setuju tetap perlu tercapai keseimbangan pada kewajiban perempuan dalam karir dan rumah tangga.
Alokasi terhadap kepentingan perempuan harus diperluas, kuota perempuan dalam partisipasi publik juga harus diperbanyak. Berilah kepercayaan terhadap perempuan untuk mengeluarkan energi positifnya, karena kekuatan perempuan pasti mampu merumuskan dan memecahkan berbagai solusi bagi permasalahan dunia, sebaliknya kesedihan dan airmata perempuan adalah malapetaka bagi dunia.
Mari kita sambut senyum perempuan Indonesia, mari junjung perempuan, selamatkan hak-haknya dan berikan yang terbaik bagi perempuan demi kokohnya bangsa ini.
Bravo perempuan!
Love-ASM
No comments:
Post a Comment