Hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang diperingati setiap tanggal 25 November akan selalu bermakna bagi kita semua. PGRI terlahir pada 25 November 1945 dari hasil Kongres Guru Indonesia yang dijiwai oleh semangat proklamasi. Sampai saat ini, PGRI tetap setia dalam pengabdiannya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik, independen, dan tidak berpolitik praktis. Oleh karena itu, sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional, dan diperingati setiap tahun
Bagi saya jasa-jasa guru sangat luar biasa dalam upayanya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Label Pahlwan tanpa tanda jasa yang disematkan untuk guru memang benar adanya. Guru adalah pelita, sumber dan cermin ilmu yang selalu siap menghantarkan anak didiknya menuju gerbang kesuksesan. Separuh waktu kita dalam sehari dihabiskan bersama guru-guru tercinta. Merekalah wakil orang tua kita dalam memberikan pendidikan berguna.
Guru merupakan tenaga pendidik profesional yang memiliki tanggung jawab mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya, agar peserta didik mengetahui, memahami, dan menguasai ilmu pengetahuan yang diberikan. Saya pun bangga dengan para guru dan dosen yang tidak lelah mentransfer ilmu mereka dan mendidik saya dengan berbagai cara, sampai akhirnya saya mencapai cita-cita dan mantap berkata, Guruku memang sempurna!
Guru yang senantiasa harus digugu dan ditiru hanya bisa tersenyum bangga seraya berkata "dia dulu anak murid saya" ketika melihat siswanya telah berhasil dan berjaya melebihi dirinya. Guru tetap setia dalam nafas pengorbanannya sekian waktu lamanya hingga satu persatu tunas bangsa itu datang kemudian hilang silih berganti dalam pembinaannya.
Peran mulia seorang guru ini hendaknya menyadarkan kita untuk lebih perhatian terhadap profesi yang diembannya. Kita masih sering mendengar bahwa nasib dan kesejahteraan guru belum merata, terutama bagi guru-guru bantu, guru swasta dan guru di tempat terpencil. Namun, tidak semua guru yang berlatar belakang kondisi sulit tersebut menuntut macam-macam atas jerih payah yang kaya pahala itu. Umumnya, guru-guru yang belum tersejahterakan tersebut mampu bertahan dalam cinta dan keihlasan pengabdian. Mereka gusar jika anak bangsa terpuruk dalam kegelapan pengetahuan yang sangat rentan mengokohkan seseorang dalam lingkaran kemiskinan sepanjang hidup.
Sampai saat ini sayapun menyadari dan sangat mengapresiasi upaya pemerintah kita yang selalu berusaha menyelesaikan berbagai permasalahan profesi guru, terutama dalam hal pemenuhan kesejahteraan dan kesempatan untuk meningkatkan kualitas keilmuan maupun pendidikan. Semua rencana dan tujuan bagi perbaikan dan peningkatan mutu guru di Indonesia sekuatnya terus saya perjuangkan di lingkup kerja saya Komisi X yang membidangi pendidikan. Doakan terus ya bloggers...
Sekarang sudah ada UU Guru & Dosen yang bisa menjamin standar profesi mereka. Selain itu juga sudah diberlakukan tunjangan sertifikasi guru diluar penghasilan pokok mereka, dalam rangka menghargai profesi dan meningkatkan kesejahteraan, memotivasi peningkatan kualitas dan kredibilitas guru. Dengan adanya sertifikasi, diharapkan para guru mampu bekerja lebih giat, lebih semangat agar lebih bermartabat.
Tentunya masih banyak hal lain yang masih harus diperjuangkan oleh pemerintah maupun kita semua, seperti menjamin mutu SDM guru di Indonesia melalui proses rekruitmen yang bersih, membekali fasilitas penunjang belajar untuk guru melalui kemudahan melanjutkan pendidikan dengan beasiswa ataupun keikutsertaan dalam program-program pendidikan&pelatihan secara berkala.
Semoga guru Indonesia bisa terus dijadikan teladan utama dalam memompa semangat guna mencapai kemajuan bangsa.
Dirgahayu PGRI, tetaplah berbakti bagi ibu pertiwi sebagai tanda patriot sejati.
Salam Pendidikan,
ASM
No comments:
Post a Comment